Saat motor hidup, mana yang temperaturnya lebih tinggi, stator atau rotor?

Kenaikan temperatur merupakan salah satu indikator performa produk motor yang sangat penting, dan yang menentukan tingkat kenaikan temperatur motor adalah temperatur setiap bagian motor dan kondisi lingkungan dimana motor tersebut berada.

Dari segi pengukuran, pengukuran temperatur pada bagian stator relatif langsung, sedangkan pengukuran temperatur pada bagian rotor cenderung tidak langsung. Namun tidak peduli bagaimana pengujiannya, hubungan kualitatif relatif antara kedua suhu tidak akan banyak berubah.

Dari analisa prinsip kerja motor, pada dasarnya terdapat tiga titik pemanas pada motor yaitu belitan stator, penghantar rotor dan sistem bantalan. Jika rotor luka, ada juga cincin kolektor atau bagian sikat karbon.

Dari sudut pandang perpindahan panas, perbedaan suhu setiap titik pemanasan pasti akan mencapai keseimbangan suhu relatif di setiap bagian melalui konduksi panas dan radiasi, yaitu setiap komponen menunjukkan suhu yang relatif konstan.

Untuk bagian stator dan rotor motor, panas stator dapat langsung dibuang ke luar melalui cangkang. Jika suhu rotor relatif rendah, panas bagian stator juga dapat diserap secara efektif. Oleh karena itu, suhu bagian stator dan bagian rotor mungkin perlu dievaluasi secara komprehensif berdasarkan jumlah panas yang dihasilkan keduanya.

Ketika bagian stator motor menjadi sangat panas tetapi badan rotor menjadi lebih sedikit panasnya (misalnya, motor magnet permanen), panas stator dibuang ke lingkungan sekitar di satu sisi, dan sebagian dipindahkan ke bagian lain. di rongga bagian dalam. Kemungkinan besar, suhu rotor tidak akan lebih tinggi dari bagian stator; dan ketika bagian rotor motor menjadi sangat panas, dari analisis distribusi fisik kedua bagian tersebut, panas yang dipancarkan oleh rotor harus terus menerus dibuang melalui stator dan bagian lainnya. Selain itu, badan stator juga merupakan elemen pemanas, dan berfungsi sebagai penghubung pembuangan panas utama untuk panas rotor. Selain menerima panas, bagian stator juga membuang panas melalui casing. Temperatur rotor cenderung lebih tinggi dibandingkan temperatur stator.

Ada juga situasi batas. Ketika stator dan rotor mengalami pemanasan yang parah, baik stator maupun rotor tidak akan mampu menahan erosi suhu tinggi, yang mengakibatkan konsekuensi buruk berupa penuaan insulasi belitan atau deformasi atau pencairan konduktor rotor. Jika rotornya adalah alumunium cor, apalagi jika proses pengecorannya kurang baik maka rotor akan berwarna biru sebagian atau seluruh rotor akan berwarna biru atau bahkan aluminium mengalir.


Waktu posting: April-02-2024